Lelaki itu sendiri; dalam kesendirian. Duduk di bawah pohon rindang berlindung dari terik yang menyengat begitu hebat di tengah musim panas. Tatapannya menerawang jauh, menelusuri jejak langkah yang ia toreh, menapaki rentang ruang waktu yang ia tinggal lalu.
Entah sudah berapa petang ia selalu mengerang kesakitan. Semua berakhir dengan ketidakpastian. Entah sudah berapa purnama meringkuk dalam nestapa. Semua berakhir gelap gulita. Entah sudah berapa masa luka senantiasa menghiasi hatinya. Semua berakhir tanpa ada bahagia ia rasa. Entah sudah berapa waktu berlalu, rindunya selalu berakhir pilu. Semua berakhir tak menentu.
Kini ia hanya menatap penuh harap untuk esok yang ingin ia kecap; semoga esok masih cukup bersahabat untuk sebuah mimpi ia coba ia semai.
« back home