Saturday, October 27, 2007
Titipan Untuk Tuhan
Terasa sulit ku lukis semua asa
Saat rasa sesali semua
Dosa, doa, cinta, angkara anak manusia
Hidup yang penuh sandiwara

Entah di batas masa yang mana
Aku mampu kembali titikkan airmata
Dalam sujudku, dalam sembahku
Demi setitik ampunanMu

Engkau yang ciptakan aku sebagai manusia
Bukan malaikat tanpa dosa
Bukan pula iblis yang enggan berdoa
Aku masih manusia dengan doa dan dosa

Tuhan, jika Engkau berkenan
Jangan Engkau bersegera mengirim utusan
Untuk menghentikan langkahku di titik ini
Saat aku belum mampu berserah diri
 
posted by elchecago at 1:58 AM | Permalink | 3 comments
Sunday, October 21, 2007
Berdamai Dengan Ketakutan
; sebuah usaha melawan kebosanan
Tanyalah manusia mana yang tak pernah merasa jenuh dalam hidupnya. Hampir semua orang - atau bahkan semua orang – pasti pernah merasa jenuh. Saya jadi setuju dengan kata-kata Muhidin M Dahlan yang saya temukan di bagian akhir pembuka bukunya; Jalan Sunyi Seorang Penulis. Ia bilang "…setiap rutinitas adalah kebosanan…". Rasa yang satu ini ada yang sementara ada juga yang berlama-lama mengendap dalam diri manusia.

Orang bisa merasa bosan karena dia sudah tidak lagi menemukan cita atau kehilangan cita itu sendiri. Orang yang kehilangan cita bisa saja karena ia sudah mapan atau ia telah mendapatkan mimpi-mimpinya dan tak lagi punya mimpi yang lebih. Bisa juga karena putus asa karena tak kunjung mendapatkan mimpinya, sampai akhirnya kebosanan melanda.

Kata Pramoedya Ananta Toer; cita menimbulkan perjuangan. Dan perjuangan selalu berbarengan dengan penderitaan. Karena ada cita lah maka orang ingin berjuang. Dan penderitaan oleh cita adalah penderitaan yang membahagiakan. Maka jika anda merasa bosan, anda perlu bertanya apakah anda adalah manusia yang tak lagi bermimpi dan telah kehilangan tujuan hidup...?

Tentang tujuan hidup; semua orang tahu bahwa manusia ingin bahagia. Baik kebahagian yang bersifat duniawi ataupun surgawi. Dan secara naluriah, semua orang sangat menyayangkan jika mereka menyia-nyiakan kehidupan yang sementara ini dan tidak berjuang untuk mendapatkan sesuatu darinya. Goenawan Muhammad pernah berkata dalam catatan pinggirnya (Kereta) bahwa yang "sementara" itu lebih menarik dari yang abadi. Kehidupan di dunia memang lebih menarik minat manusia daripada kehidupan setelah mati nanti. Sebagaimana saat kita naik sebuah kereta; pemandangan di luar – dari jendela – lebih menarik hati kita daripada kota yang kita tuju. Kita lebih menikmati pemandangan di luar kereta yang sekelebat saja dan merasainya sebagai sebuah perpisahan bagitu kereta tiba di kota tujuan.

Dalam sebuah perjalanan (hidup) kita, kebosanan-kebosanan yang datang itu bisa juga disebabkan adanya ketakutan-ketakutan pada diri kita. Dan setiap orang memiliki ketakutan-ketakutannya sendiri. Orang kaya sudah dipastikan takut kehilangan hartanya; anak kecil – sebagimana biasa – takut akan gelap; pengusaha takut usahanya bangkrut; anak gadis yang beranjak tua takut tidak mendapatkan jodoh dan masih banyak lagi ketakutan yang ada pada masing-masing individu.

Diakui atau tidak, begitu banyak ketakutan melanda diri kita dalam hidup. Dan orang-orang yang dikalahkan oleh ketakutannya sendiri itulah orang-orang yang akan kehilangan harapan akan adanya perubahan hidup dan pada akhirnya mengalami kebosanan dalam hidupnya. Mochtar Lubis dalam Jalan Tak Ada Ujung mengatakan; setiap orang harus berani hidup dengan ketakutannya. Berdamai dengan ketakutan-ketakutan bisa menjadi jalan untuk "membunuh" rasa bosan. Sebab, saat kita merasa damai, kita akan bisa dan mau menerima apa yang ada di hadapan kita hingga pada akhirnya kita bisa menikmati perjalanan ini. Dan jika sudah begitu, maka kita tak layak menyebut diri kita berada dalam kebosanan.

Adanya sebuah harapan merupakan suatu yang sangat berharga dalam mengatasi kebosanan. Orang-orang yang tak lagi punya harapanlah orang-orang yang sering dilanda kebosanan. Sedang orang-orang yang masih punya harapan bisa dipastikan masih memiliki rasa juang; memiliki cita. Mereka akan senantiasa mencari dan mencari harapan-harapan itu. Dan dalam sebuah pencarian itulah hal-hal baru akan ditemukan dan tidak lagi terjebak dalam rutinitas.



nb: Tulisan lama (banget), sempet ngendon di Qatameya beberapa bulan, tepate dari ujian akhir kemarin. Kebetulan semaleman saya dilanda kebosanan yang sanget, kemudian saya teringat tulisan itu. Anggap saja usaha saya melawan bosan; bukan usaha melawan lupa-nya NS :P
 
posted by elchecago at 9:24 PM | Permalink | 4 comments
Saturday, October 20, 2007
Secangkir Kopi Bernama Kehidupan
Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis – dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah – dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : “Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

“Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

“Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita.”

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.


sumber: milis apa aku lupa...huehehehe



nb: terimakasih pak eko atas secangkir kopi di malam hari yang mulai dingin; begitu indah.
 
posted by elchecago at 2:27 PM | Permalink | 1 comments
Sunday, October 14, 2007
Tabiat Anak Manusia II
"Mengapa mereka selalu ingin terliat kuat, terlihat kokoh tanpa kerapuhan tanpa kekurangan dari sesuatu yang bernama 'penilaian'...?? Padahal diri mereka rapuh penuh ketidakpastian 'di dalam'...??".

Dia yang selalu bertanya begitu. Dan sebagaimana biasa, aku hanya bisa menjawab;

"Mereka 'beda' dengan kita...Kita rakyat biasa, mereka penguasa".
 
posted by elchecago at 1:56 PM | Permalink | 1 comments
Thursday, October 11, 2007
Catatan Akhir Ramadhan
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA
SUKADUKATANGISTAWASEDIHBAHAGIAHITAMPUTIHDOADOSAENTAHLALUAPA



"Duh Gusti...hambaMu hanya ingin lebih baik...baik..dan baik".

 
posted by elchecago at 6:09 PM | Permalink | 0 comments
Sunday, October 07, 2007
rapat
Hanya gambaran yang tidak jelas
Saat menatap kosongnya gelas-gelas

Penuh kebosanan
Saat menatap kertas-kertas buletin berserakan

Dan aku hanya bungkam
Saat bertebaran ide tak sepaham

 
posted by elchecago at 12:27 PM | Permalink | 4 comments
Saturday, October 06, 2007
Catatan (menjelang) Akhir Ramadhan
I

Sudah hampir satu bulan, ramadhan berjalan; kadang cepat, kadang lambat. Ada satu perbedaan yang saya rasakan pada bulan ramadhan kali ini, saat saya tinggal di sekretariat mahasiswa; sekalipun saya belum pernah buka puasa di Maidah ar Rahman yang ada di masjid manapun. Berbeda dengan tahun lalu; hampir setiap hari saya berbuka di masjid.

Banyak alasan mungkin mengapa saya 'enggan' berbuka di Maidah ar Rahman; banyak sekali acara buka puasa di sekretariat (lantai atas ada aula yang biasa disewa untuk acara), sehingga hampir setiap hari pula ada makanan untuk berbuka. Lalu undangan berbuka di luar juga cukup banyak; kakak kelas, kawan, kenalan, bapak-bapak, lalu acara rutin almamater. Selain itu, saya juga berpikir bahwa orang-orang pribumi lebih membutuhkan makanan itu.

Mereka juga manusia yang berpuasa (marilah kita berbaik sangka, jangan menganggap mereka hanya mencari makan gratis saja).

Dengan begitu saya merasakan satu kemunduran; saat saya sama sekali tidak berbuka di masjid, itu artinya saya sama sekali belum sholat maghrib di masjid pula. Ah, tidak apa-apa, lagi pula saya malas 'berebut' meja dengan mereka saat berbuka.


II

Masjid as Salam yang terletak di bawwabah I mungkin merupakan tempat favorit orang-orang dalam menjalankan sholat tarawih. Ini terlihat dari peserta yang selalu membludak sampai di trotoar, bahkan sampai di jalan. Mungkin karena di sana terkenal dengan bacaannya yang enak didengar. Itu saya tahu dari cerita kawan-kawan yang pernah sholat di sana (meski ini ramadhan ketiga saya di Kairo, sekalipun saya belum pernah sholat di sana).

Dan di ramadhan ketiga ini, seorang teman saya buat tercengang dan dongkol dengan jawaban saya saat dia mengajak sholat tarawih di as Salam;

"Wah, moh ah sholat di sana. Buatku cuman nambah dosa". Kata saya pada teman tadi sambil ketawa.

"Haaah..??!! Tarawih kok nambah dosa...??". Tanya dia penuh keheranan. Saya maklum sekali dengan itu. Orang-orang 'taat' seperti dia mungkin akan mengutuk jawaban nyleneh saya.

"Coba aja kamu bayangin; aku tuh orangnya ga suka sholat yang lama-lama. Terus aku sholat di sana, bisa-bisa aku nggrundel bahkan misuh-misuh karena kelamaan sholatnya. Apa itu malah ga nambah dosa...??". Kata saya menjelaskan sambil ngacir ke masjid samping sekretariat untuk tarawih (seantero Asyir, masjid samping sekretariat terkenal paling cepat sholat tarawihnya, tapi bacaannya kurang enak didengar).

Saya hanya mencoba melihat segala sesuatunya dari sudut lain; semacam cara pikir lain, bukan berarti saya 'sok' atau apa lah namanya; terserah apa yang kalian katakan. Coba saja anda melihat sesuatu tidak hanya dari satu sisi dan dari sisi anda; cobalah melihat dari sisi orang lain. Saya yakin, akan ada perubahan dan perbedaan yang anda rasakan.




nb: saya baru menyadari; bahwa sejak mulai menulis di blog, saya selalu membuat catatan akhir ramadhan seperti ini.
 
posted by elchecago at 8:03 PM | Permalink | 0 comments
Friday, October 05, 2007
Tabiat Anak Manusia
"Mengapa mereka selalu saja ingin dimengerti oleh orang lain, sedang mereka enggan untuk mengerti orang lain"
 
posted by elchecago at 8:16 AM | Permalink | 2 comments
Wednesday, October 03, 2007
Hidup dan Mati
Dulu, mereka; para pejuang mengatakan:"Merdeka atau mati...!!".
Mungkin mereka memilih mati daripada hidup namun terjajah

Dan aku akan mengatakan:"Merdeka dan tetap hidup...!!!".
Aku ingin tetap berjuang untuk kemudian merasakan kemerdekaan dalam hidup.

Aku masih merasa belum juga merdeka. Aku masih ingin tetap hidup.
Aku masih mencari sebuah alasan untuk tetap menjalani hidup.

Atau mungkin, kita hidup "hanya" karena belum saatnya mati...??



(Hingga pada akhirnya aku ingin berkata: aku masih ada)
 
posted by elchecago at 11:58 PM | Permalink | 1 comments
Belajar Cinta
Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang profesor pendidikan di University of Southren California, Amerika. Ia seorang adalah seorang yang sangat aktif dalam kegiatan sosial dan ceramah-ceramah pendidikan. Satu tema yang tak pernah luput darinya dalam anyak ceramah dan kegiatan-kegiatan sosial adalah tentang cinta. "Manusia tidak pernah jatuh ke dalam cinta, dan tidak jugakeluat dari cinta itu sendiri. Akan tetapi, manusia tunbuh dan besar di dalamnya". Begitu kira-kira perkataannya dalam sebuah ceramah.

Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada pula yang sempurna dalam menafsirkannya. Cinta selalu berkembang; ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke daratan yanglebih rendah.

Ada satu hal yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta; bahwa ia akan membawa sesuatu menjadi lebih baik; membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Lalu mengajarkan pada kita betapa besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang bising dan penat menjadi lebih indah; paling tidak, dunia bisa kita nikmati dengan cinta.

Cinta pula yang mengajarkan pada kita bagaimana berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Seorang Bandung Bondowoso selama ini kita percayai tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya untuk menegakkan seribu candi demi Jonggrang seorang. Sangkuriang tak kalah dahsyatnya. Diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu megah dalam semalam demi dayang Sumbi terkasih yang ternyata adalah ibunya sendiri. Lalu Tajmahal yang indah di India; di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih bunga hati sang raja. Ia juga dibangun atas nama cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, semua berawal dari cinta.

Sebuah perjalanan kasih yang telah kau pilih adalah semua lelah dan peluhmu. Saat hati terasa gelap, ia adalah cahaya cerah yang menyinari sepi. Jangan pernah engkau menyesal karena ia adalah karunia Sang Pencipta. Kita sama-sama sadar, muara perbedaan pasti akan kita temukan dalam sebuah perjalanan, tapi perbedaan bukan untuk ragu, bukan untuk sesal, bukan pula untuk perpisahan. Ia adalah bagian saling mengisi, saling mengerti dan saling memahami untuk melangkah.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hari yang selalu berharap dan selalu mencoba mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik.




nb: Kawan-kawan, percayalah semua itu adalah bagian dari proses pendewasaan.
 
posted by elchecago at 4:39 AM | Permalink | 0 comments